Start With Bismillah

Pepatah Arab diatas mengatakan bahwa,"Barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka Ia akan mendapat". Mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita mendengar pepatah tersebut. Namun sudahkah kita menyadari atau bahkan sudah sering mengalami hal-hal yang menjadikan kita bersungguh-sungguh untuk mendapatkan suatu hal. Setidaknya itulah yang penulis alami di semester III ini. Terlebih setelah membaca sebuah novel,"Negeri 5 Menara" semakin membuatku sadar akan rumus man jadda wa jada.

 Seperti biasa kita anak-anak arsitek, selalu dipusingkan dengan tugas-tugas yang menumpuk. Masalah deadline tugas, assistensi dosen, bahkan waktu untuk untuk mandipun jadi hal yang perlu perhitungan khusus agar tugas-tugas dapat kelar sesuai jadwal. Di semester III ini kembali kami harus berkutat dengan tugas-tugas yang sebenarnya sejenis hanya tingkat kesulitannya semakin bertambah. Terutama untuk mata kuliah struktur dan konstruksi 3, perancangan arsitektur, juga sejarah arsitektur. Banyak juga ya! Atau karena penulis sendiri mungkin yang merasa kesulitan mengerjakannya dan tidak sepenuh hati. Bisa jadi juga...

Satu hal yang penulis betul-betul sadari dalam mengerjakan tugas kuliah adalah SEBUAH MOTIVASI. Terkadang rasa malas benar-benar menghinggapi diri sendiri hingga mendekati deadlinepun tugas-tugas masih belum selesai. Hingga harus menggunakan rumus SKS, sistem kebut semalam. Jadi wajar jika dalam beberapa mata kuliah dapat nilai yang sungguh sangat mengecewakan. Sekali lagi SEBUAH MOTIVASI kawan. Temuilah sebuah motivasi dalam dirimu yang membuatmu dapat melampui batas dirimu  sendiri. Carilah asal itu yang bermanfaat dan sesuai dengan syariat agama...



Itulah yang terjadi pada beberapa mata kuliah di semester III ini. Ada 2 matkul yang benar-benar mengecewakan. Perancangan arsitektur dan sejarah arsitektur. Benar-benar mengecewakan. Dan setelah direnungi dan mengingat kembali semua hal yang terjadi sebelum nilai-nilai itu diumumkan, penulis teringat pada sebuah novel yang berjudul,"Negeri 5 Menara". Karena didalam novel yang menceritakan kehidupan di sebuah pondok pesantren tersebut banyak menceritakan kejadian-kejadian yang terjadi berkat sebuah pepatah arab man jadda wa jada.

Apa yang kita usahakan setidaknya hasil yang akan kita terima tidak akan jauh dengan seberapa besar usaha tersebut. Untuk mata kuliah yang mendapat nilai jelek itu memang sesuai jika dibandingkan dengan usaha penulis dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

Lalu bagaimana dengan nilai mata kuliah lainnya???Subhanallah...man jadda wa jada... juga bekerja. Beberapa mata kuliah yang mendapat nilai baik juga sesuai dengan apa yang telah penulis usahakan. Tidak peduli bagaimana hasilnya yang terpenting dalam mengerjakan tugas tersebut penuh dengan kesungguhan. Padahal jika dibandingkan dengan teman-teman yang lain hasil akhir dari tugas penulis mungkin kurang bagus bahkan juga tidak sempurna. Hanya saja, saat kita sudah berusaha secara maksimal maka bertawakkallah kepada Allah, yakinlah atas apa yang diberikan Allah kepada kita. Jika hasil itu sesuai dengan usaha kita maka bersyukurlah, namun saat kita merasa hasil yang kita terima jauh dari harapan dan usaha kita maka terimalah dan berbaik sangkalah kepada-Nya. Pasti ada rencana atau hikmah yang jauh lebih baik yang akan kita terima.

Alhamdulillah usaha penulis dalam mendapat nilai baik juga dibalas oleh Allah dengan nilai yang baik pula walau penulis sadar sebenarnya dari tugas itu sendiri masih banyak kekurangan... Intinya, KITA HARUS SELALU BERHUSNUDZON KEPADA ALLAH ATAS APA YANG TELAH DIBERIKANNYA DALAM KEHIDUPAN KITA...

Subhanallah....sungguh pertolongan Allah benar-benar aku rasakan pagi tadi. Saat kebingungan dan kepanikan datang padaku saat itulah Allah untuk yang tak terhingga kalinya telah menurunkan sifat Rahman dan Rahim-Nya.

Hari ini sesuai dengan rencana yang telah aku jadwalkan aku bakal berangkat pulang kampung ke Ujungbatu, kota kesayanganku. Berangkat dari rumah pamanku di Jakarta kurang lebih pukul 06.05 pagi menuju terminal Rawamangun untuk naik Bis Damri dengan tujuan akhir yaitu bandara Soekarno Hatta...Sebenarnya dari awal aku sudah terlambat karena Bus Damri yang akan berangkat beriktunya adalah pukul 07.00 karena tepat pukul 06.30 kami baru sampai di Terminal tersebut sedang lama perjalanan menghabiskan waktu lebih dari 1 jam dan waktu keberangkatan pesawat Mandala adalah pukul 07.55....

Awalnya aku sempat begitu tenang karena belum tahu apakah bakal terlambat atau tidak...Tapi setelah selidik diselidik ternyata aku dopastikan terlambat jika harus naik Bus damri tersebut...sedang mereka tidak bisa jika harus dipercepat jadwal keberangkatannya hingga aku disarankan untuk naik taxi menuju Bandara Soekarno Hatta...Tapi sekali lagi uang yang ada dikantongku saat itu hanya 60.000 lebih sedangkan ongkos taxi mencapai 130.000 ribu...Apakah aku bakal terlambat atau malah tidak jadi berangkat?

Disaat yang genting itulah Allah menurunkan Kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya yang berdosa, hina dan lupa diri ini...Mengapa aku tidak ingat Allah saat itu....? Mengapa aku tidak lantas menadahkan tanganku berharap belas kasih-Nya...? Tapi ternyata Allah tetap saja menolong hamba-Nya yang penuh noda ini...

Saat aku hilang akal tidak tahu harus berbuat apa...seorang ibu menawarkan diri untuk naik taxi bersama denganku...lantas aku sangat bersyukur mendengarnya...Tapi supir Bus Damri itu malah merayu ibu tersebut untuk tetap tinggal di dalam Bus walau demikian aku kembali bersyukur karena ibu tetap pada pendiriannya .Karena sebenarnya ibu itu tidak akan terlambat walau naik dengan Bus damrikarena beliau jadwal keberangkatan pesawatnya pukul 9 hanya saja dia beralasan ingin antisipasi jika nanti terlambat karena sulit untuk menebak kondisi ibu kota Negara ini....

Dan saat akan menyewa taxi kami kembali mendapat 2 orang ibu lagi untuk diajak bersama menuju bandara dengan kami agar patungan ongkosnya jadi berkurang...Alhamdulillah....Tapi kawan aku baru tahu kalau ternyata kedua ibu dalam taxi tersebut adalah non-muslim sedang yang satunya masih belum tahu dan mereka sempat sedikit mempengaruhiku dengan ajaran mereka...Alhamdulillah aku masih bisa membentengi diriku dari pengaruh-pengaruh yang mereka berikan...

Walau demikian aku tetap berterimakasih kepada mereka sebab tanpa izin Allah melalui perantara merekalah akhirnya pukul 07.20 aku sampai di bandara dan juga karena supirnya yang sedikit ngebut di jalan karena mereka semua tahu bahwa aku akan terlambat karena itulah aku didahulukan untuk di antar ke terminal 3 tempat pesawat mandala akan berangkat...

Alhamdulillah...di akhir kisah ini aku berpesan kepada kita semua agar selalu percaya pada pertolongan Allah yang tak terduga...tetap husnudzon apapun yang terjadi dalam hidup kita...Hari ini aku kembali diingatkan-Nya untuk selalu mensyukuri segala ni'matnya yang tak terhingga...

Alhamdulillah semester II berakhir sejak 3 minggu yang lalu. Sejuta cerita terangkum dalam masa-masa semester II yang cukup menyenangkan ini. Mulai dari yang meneteskan airmata sampai  sejuta tawa yang membahana. Mungkin disini bisa sedikit berbagi pengalaman kepada sobat semua.

KAMMI merupakan sebuah organisasi non-kampus yang berlabel independen dengan nama panjang, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia. Disinilah aku berada untuk mencari sebuah kebenaran sebagai seorang hamba Allah, manusia hina, juga sebagai pencari jati diri. Di KAMMI aku tergabung sebagai staff Soskemas dengan semua proker-prokernya yang berkutat seputar masalah sosial kemasyarakatan. Selama ini aku merasa beruntung bergabung dalam organisasi ini. Banyak hal yang dapat kupelajari sebagai pengelana ilmu. Ukhuwah yang begitu luar biasa, kerjasama yang sempurna, canda tawa yang gila, juga banyak hal lainnya. Sungguh merupakan kumpulan orang-orang yang luar biasa.

Selain itu dibanding semester I sebelumnya, aku beruntung mendapat IP yang alhamdulillah jauh meningkat naiknya. Gak nyangka dapat IP 3,55...3,55...sekali lagi 3,55...Subhanallah. Bayangkan, pada semester I saja nilai IP ku 2,9...Gimana gak luar biasa sob. Selain berkat usaha dan juga do'a dari orang-orang yang kusayangi, karena nilai ini kupersembahkan untuk kedua orangtuaku yang penuh dengan cucur keringatnya sehingga aku dapat berada disini sekarang, keberuntungan juga menaungiku. Jauh diatas itu semua rasa syukur alangkah sungguh tepat bila kuucapkan pada Tuhan Semesta Alam, Allah SWT.

Dan banyak hal yang untuk pertama kali kulakukan. Awul-awul atau jual baju bekas dalam usaha untuk mencari dana dalam sebuah acara, seperti yang hari ini kulakukan bersama anak-anak mercy' 09...juga jalan-jalan ke Brebes tempat tinggal temanku di arsitektur yang mengaku namanya Muhammad Najib...dan apalagi ya....masih banyak dan lupa lagi....