Start With Bismillah

Alhamdulillah semester II berakhir sejak 3 minggu yang lalu. Sejuta cerita terangkum dalam masa-masa semester II yang cukup menyenangkan ini. Mulai dari yang meneteskan airmata sampai  sejuta tawa yang membahana. Mungkin disini bisa sedikit berbagi pengalaman kepada sobat semua.

KAMMI merupakan sebuah organisasi non-kampus yang berlabel independen dengan nama panjang, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia. Disinilah aku berada untuk mencari sebuah kebenaran sebagai seorang hamba Allah, manusia hina, juga sebagai pencari jati diri. Di KAMMI aku tergabung sebagai staff Soskemas dengan semua proker-prokernya yang berkutat seputar masalah sosial kemasyarakatan. Selama ini aku merasa beruntung bergabung dalam organisasi ini. Banyak hal yang dapat kupelajari sebagai pengelana ilmu. Ukhuwah yang begitu luar biasa, kerjasama yang sempurna, canda tawa yang gila, juga banyak hal lainnya. Sungguh merupakan kumpulan orang-orang yang luar biasa.

Selain itu dibanding semester I sebelumnya, aku beruntung mendapat IP yang alhamdulillah jauh meningkat naiknya. Gak nyangka dapat IP 3,55...3,55...sekali lagi 3,55...Subhanallah. Bayangkan, pada semester I saja nilai IP ku 2,9...Gimana gak luar biasa sob. Selain berkat usaha dan juga do'a dari orang-orang yang kusayangi, karena nilai ini kupersembahkan untuk kedua orangtuaku yang penuh dengan cucur keringatnya sehingga aku dapat berada disini sekarang, keberuntungan juga menaungiku. Jauh diatas itu semua rasa syukur alangkah sungguh tepat bila kuucapkan pada Tuhan Semesta Alam, Allah SWT.

Dan banyak hal yang untuk pertama kali kulakukan. Awul-awul atau jual baju bekas dalam usaha untuk mencari dana dalam sebuah acara, seperti yang hari ini kulakukan bersama anak-anak mercy' 09...juga jalan-jalan ke Brebes tempat tinggal temanku di arsitektur yang mengaku namanya Muhammad Najib...dan apalagi ya....masih banyak dan lupa lagi....

Di zaman yang dikenal dengan nama "Era Globalisasi" ini perkembangan tingkah dan watak manusia turut berkembang seiring kemajuan tekhnologi dan sosial budaya masyarakat yang menggila. Lihat bagaimana kesenjangan sosial, pertikaian berdarah, perselisihan antar agama,suku,budaya, dan etnis atau yang lebih dikenal dengan istilah SARA ini terjadi dengan begitu cepat dan terlihat sia-sia. Manusia mulai memikirkan egonya masing-masing tanpa melihat lebih jauh kedepan. Hal ini membuat kondisi lingkungan kita menjadi tidak nyaman dan kondusif. Salah satu aspek yang berubah adalah sosial-budaya yang semakin bergeser ke arah negatif.

Yang telihat begitu jelas adalah budaya remaja muslim yang sudah bergeser dari norma-norma agama dan adat yang berlaku. Kita semua harus merasa prihatin, risih, kasihan, kecewa, melihat fenomena ini. Perilaku mereka sudah tidak berbudaya dan agamis lagi malahan dapat dikatakan kalau mereka sudah terasuki oleh budaya timur yang begitu jelas ingin menghancurkan benih-benih islam tapi mereka seolah-olah tidak ambil pusing, berpura-pura tidak tahu, acuh tak acuh dan merasa tidak bersalah dengan apa yang telah mereka lakukan.

Beberapa perilaku dan hal lainnya yang sudah keluar dari batas adalah mengenai masalah busana atau pakaian yang mereka kenakan. Saksikan di semua media, mulai secara elektronik maupun massa. Begitu sakit hati ini menyaksikan Pemuda-pemudi Islam seakan-akan ingin menghancurkan agama mereka sendiri walau sesungguhnya mereka itu tidak sadar. Mengenai masalah busana akan dibahas pada artikel khusus, sebab problem berpakaian sudah menjadi masalah utama dan dasar mengenai kesenjangan remaja muslim kita saat ini.

Sahabatku, tidak ada yang dapat menyelamatkan diri kita selain pribadi kita sendiri disertai dengan dorongan atau bantuan dari lingkungan sekitar. Mari kita selamatkan pemuda-pemudi islam yang mulai kehilangan arah dan tujuan hidup mereka. Sebab kebahagiaan abadi hanya akan diperoleh di akhirat. Apakah kita tidak percaya dengan hari kemudian? Hari dimana semua amal perbuatan kita di dunia akan di pertanggung jawabkan.

Sekali lagi, mari kita merenung sejenak dan berfikir tentang realita remaja muslim kita saat ini. Tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka selain dengan tangan, nasehat, dan do'a kita semua.