Start With Bismillah

Sepekan ini benar-benar memberatkan sekaligus menyenangkan bagiku. Jadwal kuliah beserta tugas yang super numpuk plus kegiatan lainnya membuatku keteteran. Siang malam tiada beda. Mungkin memang ini ciri anak-anak arsitektur kali ya. Kadang gak mandi sore, tidur kemalaman(atau malah sebagian teman ada yang aktif 24 jam nonstop), dikejar deadline tugas, waduh pokoke wes sibuk banget dah. Kuliah bukan hanya di pagi hari tapi juga malam sama dirasakan. kami, para anak yang berkutat dengan gambar, dan pernak-pernik yang sejenis harus pandai-pandai menyiasati waktu. Kalau tidak bakal bertambah berat hujan badai yang akan datang.

Namun yang menghiburkanku dengan bermain futsalan sama anak arsitek lainnya. Have fun dari semua beban di pundak terasa sedikit berkurang. Alhamdulillah teman-teman juga tujuannya sama. Memang mungkin dibandingkan fakultas lainnya Arsitek termasuk salah satu atau mungkin salah semua yang tugas dan lainnya sungguh banyak sekali, istilahnya akeh banget.

Awal minggu saja sudah harus selesaikan pembuatan maket yang berkali-kali nantinya bakal terus direvisi dan diperbaiki. Belum persentasi dan yang lebih menyenangkan lagi adalah tugas gambar yang penuh dengan asistensi. Excited...Plus begadang nyelesaikan tugas teori arsitektur sama teman-teman sampai harus nyari tempat fhotocopian tengah malam...

Tapi disanalah letak kesenangan atau mungkin sesuatu yang beda aku dan mungkin teman-temanku laennya rasakan. Walau dengan tumpukan tugas yang banyak dan lainnya menjadikan kami sadar bagaimana kehidupan real atau kehidupan nyata seorang arsitek nantinya. Meski aku tahu besar kemungkinan dari 93 orang tidak semuanya yang akan betul-betul menjadi arsitek nantinya.

Ya semoga semua ini bakal ada pengaruh dan efek bagi kita semua. Jangan jadikan tugas dan pekerjaan berat lainnya sebagai beban. Tapi mari kita jadikan sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi. Asal semangat dan enjoy semua bakal berjalan dan indah pada waktunya...Amin...

Hidup memang penuh masalah. Terkadang masalah itu timbul tanpa kita duga arah kedatangannya. Banyak manusia yang tidak menginginkan suatu masalah hadir dalam hidupnya. Mereka mengangap masalah itu adalah suatu hal yang dapat menurunkan dan bisa menganggu hidup mereka.

Sebenarnya, semua itu tergantung pada mindset dan pandangan setiap individu yang masing-masing berbeda. Padahal sebuah masalah merupakan sebuah batu loncatan untuk kita bisa mengembangkan dan membuat diri kita lebih ke arah yang lebih baik. Masalah dapat menjadikan kita lebih berpikir bijaksana dan dewasa dalam bersikap.

Namun sekali lagi, semua itu tergantung pada mindset dan pandangan seseorang dalam menyikapi masalah. Secara pasti, masalah bukanlah hal yang menakutkan. Wajar bila kadang kita merasa itu sebagai batu terjal dalam hidup kita. Sebab sebagai manusia yang lemah, hina dan berdosa ini kita selalu mengalami fluktuasi atau naik-turun dalam segala hal. Baik dalam hal perilaku yang terkadang senang namun juga terkadang sedih. Terkadang semangat namun dilain waktu kita down.

Karena itulah dalam menghadapi suatu masalah kita dituntut untuk berpikir jernih dan hati yang bersih. Bukan hanya itu, teman adalah faktor yang sebenarnya dapat memotivasi diri kita dari jeritan masalah yang membelenggu kita. Teman yang selalu hadir dalam suka dan duka kehidupan. Teman sejati yang dapat berada disamping saat diri membutuhkan.

Namun dibalik itu semua ada satu cara lagi yang sebenarnya paling dibutuhkan oleh manusia. Dialah Yang Maha Rahman dan Yang Maha Rahiim. Adukanlah semua masalah anda kepada-Nya. Allah senantiasa membantu hamba-Nya yang berharap dan memohon kepada-Nya. Allah tempat kita bergantung dan mohon petunjuklah kepada-Nya.

“Rasulullah saw. bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jamaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari.”

Sungguh indahnya hadist tersebut !

Hadits itu membuka hati kita yang kadang-kadang terasa jauh dengan-Nya. Mungkin karena kita bergelimang dosa, malas atau merasak tidak ada kekuatan karena begitu sibuk kita dengan kehidupan sehari-hari mengejar karir, ujian atau uang. Kita lupa sehingga hati terasa gersang, tidak ada lagi keinginan untuk mendekati-Nya.

Ucapan Rasulullah ini menunjukkan betapa indahnya kehidupan ini. Tidak ada kata kata terlambat dalam mewujudkan indahnya dalam mendekati Allah SWT.

Allah itu dekat, dalam surat Al Baqarah. Lebih dekat dari urat leher.

Jika kita merasa jauh karena kurang ilmu, banyak kesalahan, sedang marah, kesal, dibebani berbagai persoalan hidup, satu desiran hati mendekati-Nya akan dibalas dengan pendekatan lebih cepat Ilahi Rabbi.

Inilah sebuah aksioma dalam kehidupan yang tidak bisa diperoleh dari manusia.

Zat Maha Agung ini akan berlari mendekati kita manakala kita berjalan mendekatiNya. Satu langkah kecil namun karena yakin Allah Yang Maha Pengasih akan menyayangi hambanya akan dibalas dengan berlipat ganda.

Meski diri sedang malas sekalipun kalau ada desiran, ucapan bahkan tindak tanduk kita, maka segera Allah akan merangkulkita dalam Cinta-Nya.