Sudah tiga minggu berlalu sejak hari kemenangan dirayakan. Sebagian besar muslim pasti larut dalam euforia dari satu bulan penuh menahan lapar dahaga dan hawa nafsu. Tidak salah memang. Tapi mari kita bercermin bagaimana para sahabat Rasul bukan bergembira menyambut hari idul fitri, tapi mereka menitikkan air mata karena telah meninggalkan bulan yang penuh dengan rahmat dan maghfirah ini. Mereka khawatir jika ibadah selama bulan itu tidak diterima atau bahkan tidak disaksikan oleh Yang Maha Rahim. Bagaimana dengan kita...
Bagiku Ramadhan tahun ini sangat spesial melebihi bulan-bulan ramadhan sebelumnya. Meski aku juga senang menyambut datangnya bulan syawal karena berakhirnya ramadhan, itulah bagaimana kualitas keimanan kita masih sangat jauh dari sahabat-sahabat rasul, senang dan gembira karena untuk pertama kalinya aku menghadiri buka bersama teman-teman SMP dan SMA Babussalam, bersama teman-teman SD ku, terlebih lagi seluruh keluarga dan saudaraku yang berada di Jawa pulang kampung setelah hampir 10 tahun mereka tidak melihat dan bersilaturahim bersama kami secara langsung. Sungguh sangat...sangat bahagia bulan ramadhan tahun ini. Sangat spesial.
Tidak hanya itu...Setelah ramadhan berakhir masih ada sisa-sisa kegembiraan yang hadir dalam diriku... Namun lambat-laun perasaan itu lenyap karena waktu berbicara lain. Aku meski meninggalkan keluargaku tercinta, aku belum menjadi abang yang baik bagi adik-adikku dan belum menjadi adik yang baik bagi abangku, terlebih belum mampu menjadi anak yang patut dibanggakan bagi orangtuaku. Yang terpenting rasa ini akan menumbuhkan semangat untuk menjadi yang terbaik...
Sekarang tidak terasa aku sudah berada hampir dua minggu di tanah Semarang, tempat aku belajar kehidupan, belajar tentang arti menjadi manusia, mencari tahu hakikat dari keberadaanku disini. Semangat... Karena jalan masih panjang...dan akan ada kebahagiaan dan kemenangan yang aku peruntukkan untuk mereka semua...
Bagiku Ramadhan tahun ini sangat spesial melebihi bulan-bulan ramadhan sebelumnya. Meski aku juga senang menyambut datangnya bulan syawal karena berakhirnya ramadhan, itulah bagaimana kualitas keimanan kita masih sangat jauh dari sahabat-sahabat rasul, senang dan gembira karena untuk pertama kalinya aku menghadiri buka bersama teman-teman SMP dan SMA Babussalam, bersama teman-teman SD ku, terlebih lagi seluruh keluarga dan saudaraku yang berada di Jawa pulang kampung setelah hampir 10 tahun mereka tidak melihat dan bersilaturahim bersama kami secara langsung. Sungguh sangat...sangat bahagia bulan ramadhan tahun ini. Sangat spesial.
Tidak hanya itu...Setelah ramadhan berakhir masih ada sisa-sisa kegembiraan yang hadir dalam diriku... Namun lambat-laun perasaan itu lenyap karena waktu berbicara lain. Aku meski meninggalkan keluargaku tercinta, aku belum menjadi abang yang baik bagi adik-adikku dan belum menjadi adik yang baik bagi abangku, terlebih belum mampu menjadi anak yang patut dibanggakan bagi orangtuaku. Yang terpenting rasa ini akan menumbuhkan semangat untuk menjadi yang terbaik...
Sekarang tidak terasa aku sudah berada hampir dua minggu di tanah Semarang, tempat aku belajar kehidupan, belajar tentang arti menjadi manusia, mencari tahu hakikat dari keberadaanku disini. Semangat... Karena jalan masih panjang...dan akan ada kebahagiaan dan kemenangan yang aku peruntukkan untuk mereka semua...