Begitulah ungkapan seorang ustadz saat penulis bersama seorang saudara mengikuti Itikaf di Mesjid Bank Indonesia di Jakarta. Shubuh itu beliau menyampaikan materi tentang kondisi umat Islam saat ini. Ternyata mengapa saudara kita di Rohinga dan beberapa daerah lainnya sampai terlibat kekerasan oleh warga negara mereka sendiri bahkan pemerintahnya pun sampai ikut campur adalah merupakan sebuah Grand Design dari kolonial atau penjajah dahulu.
Coba kita telaah. Wilayah Rohinga di Myanmar adalah satu-satunya daerah yang berbeda dengan daerah lainnya di Myanmar. Penduduknya mayoritas muslim, berbahasa urdu, dan bukan merupakan kaum asli Myanmar dan terletak di perbatasan. Lalu mengapa bisa bergabung dalam wilayah negara Myanmar? Kemudian begitupun dengan daerah patani dan daerah lainnya di Thailand. Daerah yang mayoritas muslim di Thailand, bersuku melayu dan berbagai macam perbedaan lainnya. Juga sama. Mengapa daerah patani yang berada di perbatasan atau bagian paling selatan Thailand ini bergabung dalam negara yang dijuluki negara Gajah Putih ini?
Anda tahu mengapa. Inilah yang sudah dirancang oleh para kolonial Inggris, portugis, dan negara penjajah lainnya. Mereka hendak membuat konflik jangka panjang atas dasar budaya, suku, dan agama. Lambat laun perbedaan yang dimiliki oleh daerah Rohinga di Myanmar dan Patani di Thailand juga akan menjadi penyebab dari konflik ini. Lihat bagaimana saudara-saudara kita disana diperlakukan dengan tidak berprikemanusiaan. Keimanan menjadi taruhan yang harus dipertahankan meski darah bercucuran di tubuh. Sudah banyak airmata ketegaran dan kesabaran yang mereka habiskan.