Kebersamaan Dalam Idul Adha

By Ahmad Alfajar - 01.30

Ini adalah tahun keempatku di Semarang. Berarti selama empat kali pula aku merayakan idul adha tidak bersama keluargaku tercinta. Jadi bisa dibilang sudah biasa kali ya. Meski tetap ada suasana yang berbeda kurasakan. But it's ok. Karena ada keluarga yang telah Allah hadirkan untuk kami bersama dalam mengarungi dunia kampus.Bersama merekalah aku rayakan hari dimana kita diperintahkan untuk belajar dari keluarga Nabi ibrahim as ini. Alfath, ya itulah nama wisma yang menaungi pemuda-pemuda harapan bangsa ke depan.

Masih teringat jelas dalam memori indahku bagaimana dulu ketika Idul Adha pertama di Semarang terasa sangat menyesakkan. Selain karena tidak mendapatkan daging qurban juga karena aku bersama teman-teman wisma lainnya telat untuk shalat Ied. Seolah-olah awan hitam sedang memayungi tubuhku hari itu. Inipun karena ketidaksengajaanku yang salah memperkirakan waktu awal dimulainya shalat ied. Aku mengira waktunya kurang lebih sama dengan waktu di kampungku. Ternyata disini lebih cepat. Meski aku sudah bersiap-siap dari pagi tapi aku tetap santai sementara senior-seniorku di Wisma masih pulas dalam tidurnya. Padahal seharusnya mereka sudah tahu karena setidaknya tahun lalu mereka juga mengalami ied disini. Namanya juga pengalaman tentu kita tidak boleh jatuh di kesalahan yang sama bukan.

Tahun ini sungguh sangat membahagiakan. Setidaknya bagi diriku sendiri. Bisa dibilang berbanding terbalik dari tahun pertamaku dulu. Tentu karena Idul adha 1433 H ini aku shalat Ied dengan sempurna (mandi, jalan kaki dengan berbeda jalan, shalat di lapangan, Menggunakan pakaian terbaik etc) walau itu secara fisik dan pastinya kami seluruh pengurus FSMM (Rohis Teknik Undip) mengadakan qurban dan makan bersama serta semalam sebelumnya kami mabit di Mesjid BI sambil menjaga hewan qurban dan nyate.




  • Share:

You Might Also Like

0 komentar