Dan Disinilah...

By Ahmad Alfajar - 17.39

Tiba-tiba aku teringat sesuatu yang sampai sekarang belum juga aku kerjakan. Ngepost tentang sebuah keluarga yang Allah kumpulkan dalam satu atap. Keluarga yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswa Universitas Diponegoro, Semarang. Dari berbagai fakultas dan jurusan, dari Sabang sampai Marauke, dari suku jawa-melayu-minang dan suku lainnya. Inilah sebuah keluarga yang bersama-sama hidup dalam satu rasa. Baik dikala sedih maupun senang. Meski saat kantong kepenuhan uang maupun saat terkena kanker (Kanker Kering). Apalagi saat sakit menyerang tubuh. Maka yang lain akan merasakannya juga. Keluarga apakah itu? Inilah keluarga yang karena kasih sayang Allah telah menghimpun kami dalam satu atap yang bernama "Wisma Al-fath Abu Bakar".

Tahun ini adalah tahun keempat bagiku tinggal disini. Tentu karena kenyamanan dan ketenangan yang kurasakan selama ini. Flashback keempat tahun lalu. Awalnya bermula, ketika pendaftaran ulang untuk mahasiswa baru Universitas Diponegoro. Dalam niatku terbesit untuk hidup serba bebas tanpa aturan (Ngekost). Penglaman enam tahun di Ponpes membuatku ingin merasakan sedikit kebebasan. Biasalah, anak muda baru keluar dari sarang yang menahan kemauan kerasnya untuk merasakan lika-liku dunia luar. Jadi jauh hari setelah pengumunan kelulusanku di Undip aku sudah merencanakan untuk hidup sebagai anak kost. Karena katanya hei katanya hidup ngekost itu nikmat.

Tapi sekeras apapun niat dan usaha kita tetap Allahlah yang menentukan segalanya. Karena wilayah hasil dari ikhtiar ada pada kehendak Allah swt. Kita hanya dituntut untuk berusaha-berdo'a dan bertawakal kepada-Nya. Itu juga yang berlaku padaku tentunya. Sebesar apapun niatku untuk hidup sebagai anak kost tetap Allah punya rencana terindah dan terbaiknya buat kita. Percaya atau tidak itu akan kita rasakan setelah kita mengerti mengapa Allah bertindak demikian.

Subhanallah jika aku ingat kembali saat itu, dimana ayah temanku, Siti Nursyaidah Amini lah yang mencarikan tempat tinggal bagiku. Karena bersama beliaulah aku berangkat dari Riau ke Semarang untuk melanjutkan pendidikanku. Jadi saat aku baru keluar dari Gedung Prof. Soedarto selepas verifikasi aku langsung ditawari olehnya sebuah kontrakan yang memang terdapat pembinaan didalamnya. Dalam Hatiku (Ya Allah lagi-lagi harus hidup dengan penuh aturan dan pembinaan lagi). Kesegananku terhadap ayah temanku mengalahkan keinginanku untuk hidup sedikit bebas. Hingga akhirnya dengan rasa berat hati aku harus hidup kembali dengan peraturan-peraturan.

Sekali lagi, rencana Allah pasti memiliki tujuan yang baik bagi kita, hamba-Nya. Hanya terkadang kitanya saja yang kurang sabar dalam menjalani apa yang telah Allah gariskan. Hingga sebelum indahnya bunga bermekaran kita sudah mencabut dan terkena durinya dahulu. Itulah yang kurasakan disini. Rasa nyaman dan pembinaan justru itu menjadi kebaikan yang kurasakan. Membina diriku menjadi pribadi yang mulia di hadapan Allah. Walau berat diawal tapi semakin lama semakin nyamannya diriku disini. Tanpa terasa sudah tiga tahun lebih aku mejalani hari-hariku penuh dengan suka dan duka, tangis dan tawa. It's amazing for me.

Kini adalah masa pergantian tahun. Selalu ada yang pindah dan masuk di Wisma kemenangan ini. Tahun pertama ada 5 orang mahasiswa baru yang masuk termasuk aku. Berikutnya dari lima, empat memutuskan untuk pindah dan sekarang tinggal aku sendiri yang angkatan 2009 disini. Begitulah kehidupan yang sangat menarik disini. Selalu saja ada keunikan-keunikan di tiap tahunnya.

Apa saja keunikan itu. Ntar akan dilanjutkan pada episode berikutnya...


  • Share:

You Might Also Like

1 komentar

  1. Subhanallah... tulisan yang membuatku teringat kembali pada saat itu. :)

    BalasHapus