Menunggu di Sayup Rindu

By Ahmad Alfajar - 14.57

Album : Senandung Langit
Munsyid : Maidany

ooo... burungpun bernyanyi
melepas sgala rindu
yang terendam malu
di balik qolbu

ooo...anginpun menari
mencari arti
apakah ini fitrah
ataukah hiasan nafsu

didalam sepi ia selalu hadir
didalam sendiri ia selalu menyindir
kadang meronta bersama air mata
seolah tak kuasa menahan duka

biarlah semua mengalir
berikanlah kepada ikhtiar dan sabar
untuk mengejar...
sabarlah menunggu
janji ALLAh kan pasti
hadir tuk mdatang
menjemput hatimu

sabarlah menanti
usahlah ragu
kekasihkan datang sesuai
dengan iman di hati

bila di dunia ia tiada
moga di syrga ia telah menanti
bila di dunia ia tiada
moga di syurga ia telah menunggu

  • Share:

You Might Also Like

1 komentar

  1. Mantap puisinya,,, salam kenal dari Alfan Note.DXXX. Itu menunya sudah benar Mas. Oh iya,, nitip puisi di bawah ya.
    ============
    Seberkas Cinta di balik pintu Karma

    Mungkin inilah fakta, bahwa memang kita berdua adalah sama.
    Jiwa dan raga yang menyatu dalam satu kata, Cinta.
    Nafas jiwamu, lirikkan pandanganmu, mengingatkan aku pada satu masa.
    Dimana kita berjalan pada satu arah, tuk menggapai mahligai cinta.

    Seketika semua itu, termakan oleh usia dunia.
    Dan kebersamaan kita, terputus jalan perbedaan cara hidup kita.
    Hilang sudah asa dalam diri kita.
    Tertinggal secercak harapan untuk tetap bersama.

    Air mata tak lagi jadi penawar rindu.
    Kebahagian hanya ada dalam angan maya dan kalbu.
    Semua itu mengingatkan akan kenangan yang tiada tara namun palsu.
    Namun apa daya, TUhan-lah yang lebih berkuasa walau kita tidak bisu.

    Ingatanku masih jelas tentang sebuah cerita.
    Cerita kau dan aku tentang masa lalu, dimana sebelum bersama.
    Ketika itu, semua fakta bahwa kau telah memilihku.
    Tiada satupun yang lebih unggul dari aku.

    Hanya saja, jalan hidup memang sudah ada pengaturnya.
    Dimana kita sebagai makhluk yang tidak tahu masa depannya.
    Semua jawaban ada setelah pertanyaan terlaksana.
    Mungkinkah ini karma?

    Biarlah yang lalu menjadi kenangan.
    Biarlah asa menjadi suatu dusta.
    Biarlah aku bahagia.
    Biarlah kamu merasa lebih berbahagia.

    BalasHapus